Astrak

Astrak

Astrak

APAKAH SEMUT HEWAN YANG DISKRIMINATIF?

Semut termasuk hewan dengan populasi besar di muka bumi, terlebih kawasan Indonesia yang termasuk daerah beriklim tropis. Dengan jumlah yang melimpah, semut bisa ditemukan di mana saja termasuk lingkungan hidup manusia. Semut kerap diasosiasikan dengan istilah pekerja keras, koloni, dan peduli sesama. Pernyataan tersebut memunculkan pertanyaan, “apakah semut diskriminatif atau membeda-bedakan teman?”. Hal ini pula yang menggugah keinginan peneliti untuk membuktikan kebenarannya secara ilmiah. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk membuktikan rumusan masalah tersebut yang ditunjukkan melalui kepeduliannya jika dihadapkan pada dua hal yakni, semut terperangkap dan semut mati. Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi langsung terhadap tingkah laku dua jenis semut, yakni semut tukang kayu (Camponotus pennsylvanicus) dan semut kroto (Oecophylla smaragdina). Dari penelitian yang dilakukan didapatkanlah hasil yaitu bukti bahwa semut adalah hewan yang diskriminatif, karena semut hanya mampu mengenali feromon yang dipancarkan oleh semut sesama koloni. Bahkan keunikan ini tampak ketika dipersatukan, kedua jenis semut cenderung berkelahi. Dengan hasil yang diperoleh, diharapkan manusia dapat mengambil nilai moral untuk tidak mengikuti perilaku semut yang diskriminatif.