Astrak

Astrak

Astrak

MENGUJI KEBERANIAN TIKUS TERHADAP SUARA JANGKRIK

Tikus merupakan salah satu famili hewan pengerat dari ordo Rodentia. Tikus ditemukan hampir di seluruh belahan dunia dengan lebih dari 1.300 spesies yang tersebar di seluruh dunia, meskipun banyak subfamili yang hanya bisa ditemukan di daerah tertentu. Seperti hewan lainnya tikus memiliki kemampuan indera yang dapat membantu setiap aktivitas kegiatannya. Tikus memiliki indera penciuman dan pendengaran yang kuat, namun lain halnya dengan indera penglihatannya yang berkembang kurang baik. Tikus merupakan salah satu hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena tikus memiliki jangkauan pendengaran antara 5-60 kHz.

Beberapa spesies  tikus dikenal sebagai hama  yang merugikan. Karena dapat mengganggu kenyamanan atau bahkan merusak perabotan rumah. Dalam usaha mengatasi masalah tikus berbagai alternatif pengendalian telah dilakukan, baik secara kultur teknis, fisik mekanik, maupun secara kimia.Pengendalian hama tikus secara kimiawi merupakan alternatif yang paling umum dilakukan karena hasilnya dapat segera terlihat dan mudah diaplikasikan pada areal yang luas (Sunarjo, 1992). Namun penggunaan bahan kimia secara terus menerus untuk mengendalikan berbagai hama dan penyakit telah menimbulkan berbagai masalah baru, terutama bagi lingkungan (Anonim, 2011).

Jangkrik adalah hewan pemakan segala (omnivora)  dikenal dengan suaranya yang khas, yang dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara  ini digunakan untuk menarik kedatangan betina dan mengusir kehadiran jantan lainnya. Suara jangkrik ini semakin keras jika suhu lingkungan naik. Jangkrik menghasilkan suara 15-10  kHz yang berasal dari gesekan kedua sayapnya yang memiliki duri.  

Penelitian yang berjudul “Menguji Keberanian Tikus Terhadap Suara Jangkrik”  bertujuan untuk membuktikan “Apakah benar tikus pergi ketika  mendengar suara jangkrik?”. Anggapan-anggapan tersebut semakin  diperkuat karena cara tersebut digunakan para  petani untuk mengusir hama tikus di sawah dan mengusir tikus di lumbung padi. Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi langsung tingkah laku tikus saat mendengar suara jangkrik dalam jarak yang telah ditentukan.